Satu setengah tahun yang lalu, saat semuanya berjalan dengan normal, ketika setiap lini bisnis bisa melangkah dengan pasti, pandemi menghadang. Pertemuan antarorang dibatasi, perkumpulan orang-orang dihindari—semuanya perlahan dilakukan secara online, tanpa tatap muka secara langsung. Semuanya chaos. Setiap manajer bisnis berusaha untuk menyusun strategi yang terbaru agar bisnis tetap, setidaknya, berjalan walaupun pemasukan berkurang. Satu bulan, dua bulan, tiga bulan. Setelahnya, wajib online! Mulai dari meeting, pitching deck, reporting. Kemudian, kita terbisa dengan online, apapun itu. Kita pun jadi melek teknologi dan cerdas digital.
Namun, sayangnya seiring berjalannya waktu, berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg, dari Maret s.d. Juli 2020 saja sudah ada sekitar 80 ribu brand yang menutup bisnisnya secara permanen. Dilihat dari segi bisnis, ini merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari. Namun, di satu sisi kondisi ini seakan-akan menyatakan makna bahwa bisnis apapun yang tidak siap menghadapi tantangan, akan “selesai”. Maka, di sinilah pentingnya terobosan strategi yang pasti agar bisnis mampu menghasilkan profit, atau setidaknya tetap survive.
Begitu pula dengan branding. Untuk membangun brand value di mata audiens secara digital khususnya era pandemi, mengetahui bagaimana strategi yang tepat adalah kunci!
Strategi yang berfokus pada customer experience
(sumber: pexels.com)
Sudah berapa banyak brand yang melakukan digital campaign dengan melibatkan pelanggan setia mereka? Well, tidak terhitung. Melibatkan pelanggan bukan berarti benar-benar mengajak audiens untuk terlibat dalam promosi secara langsung, melainkan melalui digital (media sosial, website, audio, atau video). Kita semua tahu bahwa selama pandemi, sebagai pelaku bisnis bagaimana agar tetap mempertahankan customer adalah strategi utama yang harus dilakukan.
Saking banyaknya campaign jenis ini, beberapa di antaranya bahkan viral dan sempat menjadi trend-setter di digital funnel. Sebut saja campaign yang dilakukan oleh Burger King agar customer-nya mau menikmati makanan dari McDonald’s—yang tidak lain tidak bukan adalah kompetitornya. Secara tidak langsung, Burger King memang memberikan dukungan terhadap sesama pelaku bisnis agar tetap survive di masa pandemi. Namun, tidak bisa dipungkiri, customer akan terlibat secara emosional terhadap strategi ini dan menggangap bahwa Burger King adalah brand yang menjadi “panutan”.
Selain contoh di atas, strategi yang customer-involved adalah testimoni atau review. Melakukan branding sudah seharusnya selalu melibatkan customer dalam setiap langkah yang dilakukannya. Dengan begitu, customer akan menganggap bahwa di masa sulit, brand bahkan masih tetap mengingat loyalitas mereka.
Strategi content marketing yang multi-platforms
(sumber: pexels.com)
Sudah seberapa jagonya brand kamu memanfaatkan Instagram Reels dan TikTok, Twitter, Podcast, atau Youtube untuk memberikan pengalaman tidak terlupakan bagi audiens? Di era digital seperti sekarang, banyak orang yang hidup melalui banyak digital platform. Terlebih lagi, pandemi “memaksa” mereka untuk mencari hiburan—dan digital platform adalah solusinya. Selain itu, digital platform memiliki strategi branding khusus yang mampu membuat penggunanya kembali lagi.
Maka dari itu, menerapkan strategi konten yang multi-platforms, bisa menjadi kewajiban yang dilakukan oleh setiap brand. Kita bisa memanfaatkan TikTok atau Instagram Reels untuk membuat customer-involved campaign. Konten yang berformat video memang saat ini tengah menjadi hype di kalangan banyak orang. Selain itu, untuk Instagram kita bisa membuat konsep infografis atau case study yang bisa menarik engagement dari audiens. Padahal, dahulu kita tidak memahami bagaimana platform TikTok atau Instagram Reels bekerja—dan hanya Instagram atau website.
Ingin mengetahui bagaimana strategi branding di era pandemi untuk menjangkau audiens lebih banyak? Konsultasikan ke kami sekarang juga melalui e-mail cs.melonbranding@gmail.com
Want to be the top of mind in the market?
We understand the importance of research, using the right colors and words according to the core values of your business!
Related Post
Panduan Rebranding untuk Perusahaan B2B
Panduan Rebranding untuk Perusahaan B2B Branding Rebranding dapat menjadi proses transformasi yang kuat bagi perusahaan B2B. Rebranding menawarkan peluang besar untuk menyegarkan citra merek, menarik
Strategi Pemasaran Email – Tips Sukses B2B
Strategi Pemasaran Email – Tips Sukses B2B Branding Dalam persaingan dunia pemasaran B2B, email tetap menjadi salah satu saluran paling efektif untuk menjangkau calon klien
15 Alasan Mengapa Anda Harus Berinvestasi dalam Pengembangan Website
15 Alasan Mengapa Anda Harus Berinvestasi dalam Pengembangan Website </h1 > Branding Di dunia digital yang serba cepat saat ini, memiliki kehadiran online yang