Apakah kamu merupakan penggemar suatu brand garis keras? Jika iya, apa saja hal-hal yang kamu lakukan untuk menunjukkan loyalitas terhadap brand tersebut? Menantikan peluncuran produk terbaru? Menyebarluaskan kelebihan brand kepada orang-orang di sekitar? Atau, tidak mau ketinggalan informasi dari brand tersebut? Nah, hal-hal di atas menunjukkan bahwa brand yang kamu idolakan telah memiliki brand equity yang kuat.
“A set of assets or liabilities in the form of brand visibility, brand associations and customer loyalty that add or subtract from the value of a current or potential product or service driven by the brand.” (Aacker, 1991)
Intinya, sebagai salah satu elemen di dalam strategi branding, equity dari brand mencakup hal-hal seperti visibility, association, dan loyalty yang mana semuanya akan menambah nilai dari brand tersebut. Sekilas, pengertian yang satu ini menyerupai brand awareness, bukan? Memang, keduanya terlintas memiliki konsep yang sama. Namun, jika diibaratkan sebagai pekerja, brand equity bertanggung jawab terhadap hal kompleks yang bukan hanya sekadar brand awareness.
Ada beberapa hal yang bisa brand terapkan agar memiliki brand equity yang tidak hanya kuat, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi brand itu sendiri.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan awareness audiens terhadap brand. Misalnya, melakukan strategi iklan yang tidak biasa, menggandeng influencer untuk meluncurkan campaign tertentu, atau menerapkan teknik ‘bakar uang’ di awal-awal pembentukan brand.
Apa yang mampu brand berikan melalui produk atau service terhadap permasalahan yang dialami audiens? Sama halnya seperti saat kita menonton iklan-iklan brand di televisi, permasalahan audiens akan dimunculkan sebagai ‘pemantik’ dari solusi yang nantinya dihadirkan brand. Dari situlah produk atau service melalui keunikannya akan menyelesaikan masalah-masalah.
Coba bayangkan jika customer diberikan diskon spesial karena mereka sudah seringkali membeli produk atau menggunakan service dari kita? Bukankah akan senang dan akan merasa dihargai? Begitu pula dengan after-sales service. After-sales service menjadi salah satu indikator dalam meningkatkan pendapatan dan keuntungan secara signifikan. Menurut survei yang dilakukan oleh Bain and Company, hadirnya after-sales service dianggap mampu menambah margin kotor sebuah perusahaan sebanyak 39%.
Every business needs more traffic for their website, which brings awareness and conversion. We know the best way through Digital Marketing activation for you.