fbpx

Melon Branding

Saat ini, humor bukan lagi sebatas sesuatu yang membuat kita tertawa karena mengerti dengan apa yang sedang dibicarakan. Di dalam marketing, humor bisa menjadi salah satu strategi yang bisa diterapkan untuk mempromosikan produk atau jasa yang kita miliki secara soft-selling. Seperti halnya strategi brand storytelling yang menonjolkan emosi dan experience yang dimainkan oleh brand, humor sebagai strategi marketing juga memainkan hal yang serupa sehingga audiens akan mudah mengingat apa yang baru brand kamu sajikan melalui konten.

 

Melansir dari Social Media Examiner, humor sebagai strategi marketing juga memiliki keunggulan tersendiri di hati audiens. Selain bisa menarik perhatian mereka, strategi humor juga bisa mendekatkan brand kamu dengan audiens dengan cara yang berbeda. Setelah kamu berhasil menjadi dekat dengan audiens, mereka secara “sukarela” membagikan konten humor brand-mu, dan akhirnya ada kemungkinan mereka akan membeli produk dan atau jasamu.

 

Namun, sebelum melangkah lebih jauh untuk mendapatkan manfaat dari humor sebagai strategi marketing, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu tips atau langkah efektif dalam menggunakan marketing humor.

Pertama, pelajari apa yang audiens kamu sukai

Kamu perlu mengetahui apa yang audiens kamu sukai? Apakah mereka menyukai menonton film atau mendengarkan musik? Jika mereka cenderung suka menonton, kamu mulai bisa melakukan riset mengenai konten film yang nantinya bisa dibuat menjadi lucu. Setelah itu, kamu bisa menyesuaikan dengan karakter atau pembawaan brand. Apakah brand kamu memiliki pembawaan yang fun atau cenderung profesional?

Kedua, buatlah sesederhana dan tidak berbelit-belit

Konten marketing berupa humor yang sederhana, mudah dimengerti, dan relate dengan kondisi audiens merupakan kriteria humor yang akan disukai oleh mereka. Hal ini karena humor yang disajikan memiliki makna yang langsung to the point. Karena humor di sini digunakan sebagai sebagai strategi marketing, maka humornya bisa saja yang berkaitan dengan brand atau bisa saja humor biasa untuk menarik perhatian audiens.

Ketiga, perhatikan waktu yang pas

Selain dari segi isi humornya, langkah lainnya adalah kamu harus memastikan strategi humor ini tidak out of the date alias tidak tertinggal zaman. Hindari membuat konten humor yang sudah menjadi tren di beberapa bulan atau tahun lalu untuk ditayangkan di waktu sekarang. Jika kamu ingin seperti itu, pastikan kamu membawa perubahan dari humor tersebut.

Keempat, kreasikan konten humormu sendiri

Jika brand kamu memiliki tim tersendiri, sesekali buatlah konten humor yang “brand kamu banget” juga. Diskusikan bersama tim kamu untuk menciptakan meme atau jokes. Namun, sebelum itu, riset terlebih dahulu tentang tren marketing humor yang sudah pernah menjadi tren beberapa waktu ke belakang. Jangan sampai kamu hanya membuat konten marketing humor asal jadi yang penting mengandung unsur lucu dan tanpa mempertimbangkan respons yang akan diberikan audiens.

Kelima, sesekali, ikuti tren yang saat itu sedang viral

Jika kamu merasa masih belum tahu mau membuat konten humor yang seperti apa, kamu bisa mengikuti tren yang sedang viral—mulai dari meme hingga jokes. Contohnya adalah beberapa waktu yang lalu, meme ‘LinkedIn, Facebook, Instagram, Tinder’ sempat menjadi tren. Banyak audiens hingga brand tidak mau ketinggalan tren ini untuk tetap up-to-date dengan keadaan sekaligus menjadi dekat dengan audiens.

Kesimpulan

Memutuskan untuk melakukan strategi humor agar menjadi lucu memang memiliki risiko tersendiri. Terlebih lagi, jika brand kamu sudah dikenal sebagai brand yang kredibel, formal, dan profesional. Namun, tidak ada salahnya kamu tetap menggunakan strategi humor untuk menjadi lebih dekat dengan audiens.

 

Beberapa brand berikut telah melakukan strategi marketing berupa humor untuk tampil beda dari para kompetitornya.

 

Netflix Indonesia sampai sekarang konsisten dengan pembawaannya yang fun dan strategi humor sebagai marketing. Salah satu contohnya adalah penggunaan meme ‘Two Guys on A Bus’. Humor tersebut mudah dipahami karena sebagian besar audiens mereka pasti sudah menonton drama Korea berjudul “Reply 1988”.

Selain Netflix Indonesia, Charmin, brand tisu toilet dengan ikon beruang, juga sempat mengikuti tren meme sebagai strategi marketing mereka. Tren yang diikuti adalah ‘LinkedIn, Facebook, Instagram, Tinder’. Dengan menampilkan empat wajah beruang yang berbeda-beda berdasarkan karakteristik setiap platform, Charmin tetap menonjolkan produk tisu toilet mereka.

Menggunakan humor sebagai strategi marketing untuk brand kamu memang diperlukan kematangan konsep dan riset yang mendalam. Jangan sampai humor seperti ini berujung kesalahan dan malah menjadi boomerang bagi brand kamu.   Brand kamu ingin melakukan pendekatan humor di dalam marketing bisnis? Hubungi Melon Branding Agency melalui e-mail cs.melonbranding@gmail.com atau follow Instagram @melonbranding untuk dapat insight lainnya tentang branding, marketing, dan advertising ya!
Melon 3

Want to Increase your traffic significantly ?

Every business needs more traffic for their website, which brings awareness and conversion. We know the best way through Digital Marketing activation for you.

Post Views: 1,519
Open chat
Welcome to Melon Branding 👋
Can we help you?