fbpx

Melon Branding

Strategi Storytelling: Bangun Emosi dan Koneksi

Bagaimana sebuah brand dapat diingat oleh audiens selain dari segi produk atau jasanya? Ya, dari cara mereka mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan dengan menarik, yaitu pakai strategi storytelling!

Saat ini, kita tidak bisa memungkiri bahwa perkembangan zaman yang semakin cepat ‘memaksa’ banyak brand berlomba-lomba untuk menarik perhatian audiens. Teknik bercerita alias storytelling bisa menjadi salah satu strategi ampuh bagi untuk membuat orang yang mendengar atau membaca selalu teringat apa yang mereka sampaikan. Sebut saja saat kita menghadiri sebuah seminar atau sesi bercerita. Bisa jadi dalam beberapa menit pertama, kita jadi sangat bosan jika hanya mendengar pemaparan informasi dan data semata dari pembicara. Namun, mengapa kita sangat antusias dan bergairah saat mendengarkan dongeng atau cerita yang dibawakan oleh storyteller? Jawabannya adalah karena cerita itu sendiri.

Di dalam ranah bisnis dan marketing, storytelling merupakan teknik yang digunakan untuk menghasilkan narasi yang bertujuan sebagai pengenalan dan promosi produk atau jasa sambil membangkitkan emosi yang dimiliki oleh audiens. Strategi marketing yang satu ini digadang-gadang menjadi salah satu strategi esensial yang mampu menjadikan brand memiliki posisi di mata audiens. Storytelling memanfaatkan berbagai elemen-elemen cerita menyentuh hati sehingga audiens merasa ikut masuk ke dalam narasi yang dibangunnya.

“Brand storytelling is a great way to get your point of across, differentiate your brand, and work out new ideas. Today, if you want to succeed as an entrepreneur or leader, you also have to be a storyteller.—Richard Branson, British entrepreneur

Seperti halnya yang disampaikan oleh Richard Branson selaku British entrepreneur bahwa teknik storytelling mampu memberikan perbedaan signifikan dari para kompetitor. Maka dari itu, jadilah seorang storyteller jika ingin menjadi seseorang yang memiliki pengaruh besar terhadap citra sebuah brand.

Melansir Lime Light Marketing, ada beberapa alasan mengapa teknik storytelling menjadi penting untuk dioptimalkan di dalam bisnis dan marketing.

Pertama, audiens menginginkan lebih dari sekadar promosi.

Berdasarkan data dari Forbes, sebanyak 92% audiens berharap brand bisa mengangkat cerita yang menyentuh di dalam setiap iklan yang mereka hadirkan. Contohnya, brand Nike yang selalu membawa narasi emosional di dalam konsep iklan mereka dengan tetap bertujuan dan menonjolkan promosi produk. Sebagian besar, narasi yang dibangun berkaitan dengan mimpi dan cita-cita dari setiap orang—dan Nike mampu mewujudkan mimpi tersebut melalui produknya. Tentu saja, narasi membangun mimpi yang ditunjukkan tidak terlepas dari tagline ‘Just Do It’ milik mereka. Maka dari itu, tawarkan solusi melalui produk atau jasa dengan cara membangun cerita.

Kedua, tingginya frekuensi pesan yang disampaikan melalui narasi.

Tahukah kamu? Frekuensi tersampaikannya pesan kepada audiens akan jauh lebih tinggi 22 kali lebih lipat jika ditunjukkan lewat cerita dibandingkan data biasa. Dengan brand melakukan marketing storytelling, artinya mereka sudah siap untuk menyajikan produk atau jasa secara kreatif dan menyentuh. Menurut studi yang disajikan dari Connect Work, salah satu cara untuk memotivasi orang dalam mencapai mimpi seperti apa yang mereka inginkan, tantangan yang mereka akan hadapi, dan cara menyelesaikan tantangan-tantangan tersebut dilakukan melalui sebuah cerita yang berstruktur. Nah, dalam hal ini, teknik storytelling bisa menjawab semuanya ketiga hal di atas.

Ketiga, konten video yang ‘bercerita’ akan lebih diingat.

Coba sekarang bayangkan saat kita sedang scrolling media sosial dan menemukan sebuah iklan berbentuk video. Apa yang akan kita lakukan? Menontonnya sampai habis? Melewatkan iklan tersebut? Atau, hanya menonton sekilas dalam tiga detik pertama? Kita bisa menemukan jawaban dari pertanyaan di atas hanya dengan melalui bagaimana iklan tersebut disajikan—melalui promosi terang-terangan atau berbentuk narasi menyentuh hati. Hal ini juga didukung oleh studi yang dilakukan oleh EyeView bahwa teknik storytelling berbentuk video yang dipakai oleh brand pun nyatanya mampu berkontribusi sebesar 80-86 dalam conversion.

Menyadari betapa pentingnya kehadiran marketing storytelling sebagai strategi marketing untuk mengenalkan produk atau jasa, sudah pasti setiap brand harus mulai menerapkan teknik storytelling ke dalam bagian dari cara mereka menarik perhatian audiens. Konsultasikan lebih lanjut kepada kami mengenai strategi storytelling yang akan diterapkan ke dalam brand strategy bisnis kamu! Kunjungi Instagram @melonbranding atau hubungi hello@melonbranding.com ya!

Social Media algorithms change all the time

You need professionals who understand them

Related Post

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Welcome to Melon Branding 👋
Can we help you?