fbpx

Melon Branding

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang unik. Tujuan mereka dan solusi yang mereka coba berikan kepada publik pun semuanya berbeda satu sama lain. Untuk bertahan di pasar yang sangat luas dan ramai ini, brand storytelling menjadi strategi marketing yang sangat efektif yang digunakan untuk mengkomunikasikan hal tersebut. Alih-alih membuat pelanggan merasa seperti mereka secara eksplisit dipasarkan, storytelling membantu brand kamu untuk membangun hubungan yang bermakna dengan para audiens.

Dalam masa di mana semua orang sudah merasa terlalu ‘kenyang’ dengan konten, kamu perlu berbagi cerita, alih-alih hanya berfokus untuk mencoba mendorong orang membeli produk atau layanan yang kamu jual. Faktanya, cerita mudah diingat dan berkesan lebih lama daripada sekadar konten biasa karena orang lebih senang mendengar cerita yang baru. 

Orang juga senang berbagi cerita dengan orang lain—marketing dari mulut ke mulut semacam ini sangat baik untuk meningkatkan brand awareness. Selain itu, terungkap juga bahwa storytelling sebenarnya 22 kali lebih berkesan daripada data fakta dan angka. Strategi marketing ini akan mendapat perhatian audiens dan sangat mempengaruhi persepsi mereka tentang brand tersebut. Jika cerita tersebut meninggalkan kesan positif, hal ini selanjutnya dapat mengarah pada peningkatan awareness, konversi, dan loyalitas.

Tips Menjalankan Brand Storytelling Marketing

ilustrasi analisis SWOT (freepik.com)

Menjalankan brand storytelling marketing tentu saja tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Ada tips dan trik dan juga apa-apa saja yang perlu dihindari dalam menjalankan brand storytelling marketing. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan brand storytelling marketing.

1. Jadikan Customer sebagai Pemeran Utama

Storytelling marketing bukan tentang menjual, tetapi bagaimana meyakinkan audiens untuk berpartisipasi dalam brand kamu. Intinya, meskipun tujuanmu dengan setiap marketing campaign adalah untuk meningkatkan awareness dan pendapatan, brand bukanlah ‘hero’ dari cerita tersebut, melainkan customer. Tunjukkan kepada customer apa yang sedang terjadi di sekitar mereka dan bagaimana produk atau layanan yang kamu jual dapat membantu mereka dalam menghadapinya. 

Jadikan storytelling sebagai media penyampaian hal tersebut dan jadikan customer atau audiensmu sebagai tokoh utama dalam brand-mu. Buat mereka merasa punya andil yang besar dalam brand-mu. Dengan begitu, brand-mu akan mendapatkan dukungan dan loyalitas penuh dari customer karena mereka merasa keterikatan yang kuat dengan brand-mu

2. Pilih Waktu yang Tepat untuk Menaruh Pesan Penting

Secara umum, stroytelling terdiri dari bagian awal, tengah, dan akhir—tetapi itu bukan berarti kamu memulai dengan perkenalan yang lambat dan monoton. Pengguna internet hampir tidak menonton lima detik pertama dari sebuah video dan jarang membaca lebih jauh dari judul sebuah posting. 

Guna mendapatkan perhatian mereka, letakkan pesan terpenting kamu di depan dan di tengah—khususnya dalam cerita berbentuk visual—sebelum orang dapat menggeser atau mengeklik. Jangan buang waktu audiensmu. Mulai berikan call to action di tengah cerita karena itu akan membantu menangkap dan mempertahankan perhatian orang.

3. Tonjolkan Nilai Plus dari Brand-mu

Setiap brand, setiap produk, dan setiap pelayanan pasti memiliki pesaing dalam industri bisnis ini.  Bagaimana kamu bisa membuat storytelling-mu menonjol di antara para kompetitor? Apakah produk atau layanan brand-mu membantu customer? Dalam hal apa brand-mu membantu masyarakat luas? Jawaban-jawaban itu harus menjadi inti dari brand storytelling marketing

Kemudian pertanyakan hal yang lebih spesifik, seperti penawaran eksklusif apa yang bisa kamu tawarkan kepada customer? Apa yang membedakan brand-mu dengan brand kompetitor? Itulah celah yang harus di-highlight dari brand storytelling marketing. Untuk memudahkan dan membuat poin-poin tersebut lebih terstruktur, kamu bisa menggunakan analisis SWOT untuk memeriksa celah dalam marketing yang bisa kamu manfaatkan.

4. Jangan Hanya Bercerita, Selipkan Penjualan

Storytelling adalah bagian dari praktik soft-selling. Tidak hanya bercerita, kamu juga bisa menyelipkan penjualan di tengah-tengah ceritamu. Tawarkan promo, kode diskon, hingga giveaway. Storytelling juga bisa diselingi dengan deskripsi produk atau layananmu sehingga audiens tidak hanya ingat ceritamu, tetapi juga apa yang kamu jual. 

5. Libatkan Followers dalam Storytelling

Sama seperti poin pertama, dalam brand storytelling marketing, brand tidak selalu jadi pemeran utama. Libatkan followers-mu dalam agenda storytelling marketing. Bagikan cerita dari sudut pandang salah satu atau beberapa audiensmu kepada audiens yang lain. Dengan mempraktikkan follower storytelling seperti itu, audiensmu yang lain akan merasa lebih dekat karena merasa terhubung satu sama lain. Lakukan follower storytelling ini secara rutin dibarengi dengan brand storytelling

Nah, itulah lima hal penting yang perlu kamu perhatikan dalam apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menjalankan brand storytelling marketing. Perlu diingat bahwa dalam storytelling marketing, perlu untuk memfokuskan cerita pada banyak aspek. Tidak hanya cerita brand, kamu juga perlu mempertimbangkan audiens atau customer-mu dalam strategi marketing ini. Penjualan produk atau layanan juga perlu di-highlight dan jangan terlalu larut dalam cerita agar storytelling tidak terkesan monoton.

Mau membangun brand storytelling strategy yang tepat sasaran untuk bisnismu? Atau kamu ingin membuat strategi marketing lainnya untuk brand kamuKonsultasikan ke kami sekarang juga melalui e-mail cs.melonbranding@gmail.com atau follow Instagram @melonbranding ya!

Want to be the top of mind in the market?

We understand the importance of research, using the right colors and words according to the core values of your business!

Related Post

Post Views: 705
Open chat
Welcome to Melon Branding 👋
Can we help you?